27 December 2017

Bingung deh setelah lulus sarjana S1 mau lanjut kuliah S2 apa berkarir?

Perbincangan dan  pertanyaan dari para mahasiswa yang sudah semester akhir atau para sarjana yang baru lulus. "Bro, sebaiknya saya langsung lanjut ke S2 atau kerja dahulu beberapa tahun, baru kemudian melanjutkan ke S2?". 
asumsi bahwa saudara berkeinginan untuk berkarir pada perusahaan, bukan berkeinginan menjadi wirausahawan.
Apabila saudara masih bimbang (belum dapat memutuskan), apakah akan langsung melamar pekerjaan atau kuliah lagi setamat pendidikan S1. Maka saran saya, saudara harus memperhatikan beberapa hal berikut ini:
Obyektif diriPosisi dan perusahaan yang menjadi targetKetahui proses/tahapan seleksi dan persyaratan yang ditetapkanKenali diri dan lingkungan saudara
1. Obyektif diri
Saudara sebagai makhluk sosial, memiliki beberapa peran sosial. Sebagai anak, sebagai kakak/adik, sebagai umat, sebagai anggota masyarakat. Dan dalam beberapa tahun ke depan (atau bahkan ada yang sudah), akan memiliki peran sosial baru, yaitu sebagai suami/istri, kemudian sebagai ayah/ibu.
Sehingga saudara dapat/perlu mempertimbangkan, apa saja hal yang ingin saudara capai dalam jangka pendek-menengah-panjang sesuai dengan seluruh peran yang saudara emban. Bila saudara tidak mempertimbangkan tuntutan peran yang ada dan tidak menetapkan hal mana yang dijadikan prioritas, maka kemungkinan saudara akan berada pada kondisi tertekan secara psikis (stress).
Contoh yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut : Sebagai anak tertua dalam keluarga, Saudara diharapkan cepat bekerja agar bisa membantu keuangan keluarga, atau paling tidak saudara dapat mandiri secara keuangan. Tetapi saudara berkeinginan untuk melanjutkan sekolah ke jenjang S2.
Setelah berjuang selama 2 tahun di perkuliahan, ternyata saudara tidak mendapatkan pekerjaan seperti yang saudara harapkan. Atau bahkan saudara tidak mendapatkan pekerjaan, karena saudara menjadi sangat selektif memilih kesempatan kerja yang ada karena merasa sudah S2. Bisa saudara bayangkan "beban mental" seperti apa yang akan saudara tanggung?
Perlu/pentingnya merenungkan obyektif diri yang akan dicapai, adalah agar saudara dapat menyeimbangkan tuntutan seluruh peran yang ada, sehingga saudara dapat menetapkan mana yang perlu saudara prioritaskan.
2. Posisi dan perusahaan yang menjadi target
Penting bagi saudara untuk mengetahui/mengenal tentang perusahaan dan posisi/jabatan yang saudara sasar. Mengetahui hal ini akan memperbesar kemungkinan saudara diterima pada posisi tersebut. Hal yang perlu saudara ketahui, antara lain : Apa persyaratan adiministratif utama jabatan yang dibidik? Seperti IPK, Jurusan, tingkat pendidikan formal minimal, sertifikasi atau prestasi-prestasi yang disyaratkan. Adakah persyaratan fisik yang diminta, seperti tinggi badan?
Bila posisi tersebut menuntut persyaratan minimal S1, apakah S2 akan memberikan keuntungan ? Apakah budaya perusahaan sesuai dengan kepribadian saudara ?
Bila memang sudah jelas dinyatakan bahwa persyaratan minimal untuk melamar adalah S2, maka mengirimkan lamaran dengan latar belakang S1, hanya akan menghasilkan penolakan dari perusahaan.
3. Ketahui proses/tahapan seleksi dan persyaratan yang ditetapkan
Apa saja tahapan seleksi pada perusahaan tersebut ? Apakah ada seleksi pengetahuan dan ketrampilan teknis, disamping psikotest. Apakah ada pemahaman tentang hal tertentu yang mutlak saudara harus ketahui.
4. Kenali diri sendiri dan lingkungan sendiri
Kenali kelebihan dan kekurangan diri saudara, apa yang menjadi panggilan hidup saudara (passion). Dalam memilih pekerjaan, saudara harus bisa membedakan antara suka melakukan tugas tertentu, dengan mahir melakukan tugas tertentu. Seharusnya saudara memilih jabatan yang saudara suka dan mampu lakukan dengan baik. Bagaimana dengan kebutuhan biaya perkuliahan, apakah saudara mendapatkan dari orang tua atau kerabat, ada beasiswa, atau dana mandiri. Bagaimana bila dukungan keuangan tersebut terhenti, apakah saudara dapat menyediakan kebutuhan dana tersebut secara mandiri ? Bila terpaksa kuliah S2 tersebut harus terhenti di tengah jalan, apakah akan tetap memiliki dampak positif terhadap target posisi dan perusahaan yang saudara bidik ?
Bila keempat hal tersebut di atas sudah saudara renungkan dengan baik dan saudara sudah yakin telah mendapatkan informasi yang cukup obyektif. Maka saudara akan dapat menentukan sendiri apakah saudara akan langsung melanjutkan ke S2 setelah menyelesaikan jenjang pendidikan S1 atau saudara bekerja dahulu.
Terkadang perusahaan membuka lowongan pekerjaan untuk posisi tertentu, dengan tuntutan pendidikan formal minimal S2, yaitu posisi-posisi yang menuntut pengetahuan dan keterampilan yang hanya bisa didapat lewat jenjang formal S2. Umumnya posisi tersebut berkaitan dengan tuntutan teoritis yang tinggi.
Kebanyakan perusahaan mensyaratkan pendidikan formal S1 kepada para sarjana baru. Sedangkan permintaan pendidikan formal S2, tidak dikenakan kepada para sarjana baru. Umumnya pendidikan S2 tidak menjadi syarat utama bagi posisi-posisi tingkat manajer lini pertama. Pendidikan formal S2 lebih sering diminta (disyaratkan) pada jabatan tingkat manajer menengah, dan umumnya juga disertai permintaan pengalaman kerja beberapa tahun.
Justru hal yang menurut saya lebih penting untuk saudara pertimbangkan adalah, bukan melanjutkan ke S2. Tetapi bagaimana saudara bisa diterima bekerja pada perusahaan yang dapat memberikan kesempatan belajar dan kesempatan yang fair untuk naik ke jenjang karir yang lebih tinggi.
Mengapa kesempatan belajar dan kesempatan naik karir ke jenjang yang lebih tinggi secara fair lebih penting menjadi pertimbangan saat saudara memilih perusahaan (tempat berkarir)? Karena belajar adalah proses, dengan saudara masuk ke suatu perusahaan, mestinya proses belajar tidak terhenti/terhambat. Perlu juga saudara ingat bahwa belajar tidak selalu dalam pengertian tradisional dalam kelas dan ada guru yang menjelaskan. Karena apabila kompetensi teknis dan non teknis saudara tidak bertambah selama saudara bekerja, maka "nilai jual" saudara selanjutnya tidak akan bertambah secara signifikan. Jadi pilihlah perusahaan yang dapat meningkatkan nilai jual saudara nantinya.

Belajar bisa dilakukan dengan keterlibatan dalam project lintas fungsi, ikut pada rapat, dan kesempatan bertanya pada senior atau atasan. Hal tersebut dapat diidentifikasi dari budaya perusahaan yang ada.
Bisa saudara bayangkan, bila lingkungan tempat saudara bekerja adalah lingkungan yang saling "sikut", tidak ada pendampingan (coaching & mentoring yang benar), tidak ada toleransi terhadap kesalahan, semua data sangat rahasia atau saudara tidak dilibatkan pada berbagai kegiatan di bagian lain. Dan bertahun-tahun saudara hanya mengerjakan tugas dan tanggung jawab yang sama. Mungkin secara penghasilan saudara mendapatkan penambahan, tetapi apakah benar saudara bersedia mengerjakan tugas yang sama sampai pensiun (artinya selama lebih dari 25 tahun ke depan)?
Bila saudara berada pada perusahaan yang memfasilitasi kesempatan belajar, maka setelah saudara bekerja beberapa tahun, sebut saja 4 tahun, maka pendidikan formal S2, hanya akan jadi pelengkap dari kompetensi saudara dan proses belajar di S2 akan dapat mempertajam pengalaman lapangan yang saudara miliki. Dengan demikian "Nilai Jual" saudara pasti akan jauh lebih tinggi dibandingkan saudara memiliki pendidikan formal S2 dan bekerja beberapa tahun tapi tanpa kesempatan belajar di perusahaan.
Jawaban dari perspektif pribadi saya adalah, lebih baik bekerja dahulu antara 3-5 tahun, baru kemudian mengambil kesempatan pendidikan formal S2. Saat saudara akan memilih institusi pendidikan, kaitkan sekolah dan major yang dipilih dengan target karir yang saudara ingin tekuni, dan jangan lupa pertimbangkan juga faktor biaya serta waktu yang saudara miliki.
Semoga sharing ini bermanfaat untuk saudara yang masih bimbang dalam memilih, apakah bekerja dahulu atau langsung melanjutkan kuliah S2 setelah selesai S1.

0 comments

Post a Comment