15 November 2017

BUILD CONTINUAL IMPROVEMENT CULTURE


Selamat sore…. Gila jam 3 pagi otak saya sudah bekerja akibat dapat diskusi dengan master suhu saya yang tidak bisa saya sebutkan namanya untuk menjaga privasi beliau,dimana yang akhirnya pemahaman konsep saya mengenai “CONTINUAL IMPROVEMENT” gak jauh seputar the basic concept yaitu adalah PDCA dan beberapa kumpulan tentang tools yang digunakan seperti six sigma, tpm and others. Terbongkar sudah.
Kemudian konsep selanjutnya adalah setelah perusahaan berhasil mendapatkan berbagai macam compliance (ISO, Social Compliance, etc) masalah yang timbul adalah :
1. HOW TO BUILD THE CONTINUAL IMPROVEMENT OFF THAT
2. WHY CERTIFIED JUST ONLY CERTIFIED
3. WHY AFTER WE GET THAT CERTIFIED WE CAN’T GET SOMETHING “SOUL” TO CREATE CONTINUAL IMPROVEMENT CULTURE”
4. I THING THAT CERTIFIED JUST ONLY MAKE ORGANIZATION HAPPY FOR A MOMENT AFTER THAT WE MUST KEEP THAT FOR ORGANIZATION WITHOUT SOMETHING SPECIAL JUST ONLY BUILD “CULTURE OF COMPLIANCE”
Itu dari sisi perusahaan nah sekarang dari sisi konsultan nih :
1. Gila ya sekarang banyak perusahaan lembaga sertifikasi kasih murah sertifikasi suatu compliance tertentu, tanpa adanya konsultansi.
2. Trus kita sebagai konsultan bisa-bisa gak laku dong.
3. Trus kita sebagai konsultan mau gak mau akhirnya ngikutin deh pola pasar yang penting asal dapat sertifikat.
Dan akhirnya pusing pala berbie…..
Tapi sebenarnya tanpa kita sadari kita sebagai praktisi sistem manajemen jarang sekali membangun apa sih sebenarnya yang diharapkan perusahaan setelah mendapatkan sertifikasi, dan kebanyakan nih konsultan yang ada setelah sertifikasi perusahaan dapat, “udah ya kelar tinggal perusahaan menjaga stabilize dari organisasi dengan Continual Improvement intinya dasarnya adalah PDCA dan dalamin tools CI yang ada.” Dan akhirnya perusahaan dilema deh…kumpulin dan jalanin puzzle tools CI tanpa mendapatkan sesuatu yang bisa menjadikan start for continual business hmmm jadi curcol dikit.
Setelah dari itu banyak perusahaan mencari beberapa consultant yang mampu mengembangkan “Continual Improvement” yang bisa membuat “CULTURE OF CONTINUAL IMPROVEMENT” tapi apa yang terjadi perusahaan hanya mendapatkan sekumpulan puzzle tools-tools yang membuat perusahaan semakin tambah pusing untuk “ BUILD CONTINUAL IMPROVEMENT CULTURE”
Pembicaraan yang menarik dengan master suhu saya adalah bagaimana kita bisa “BUILD CONTINUAL IMPROVEMENT CULTURE” adalah bagaimana kita bisa menyatukan :
1. Semua Tools & Tehnik Continual Improvement
2. Sistem & Approach
3. Structure “Continual Improvement Culture”
Nah saya tunggu diskusi dari temen2 forum FSI ini “HOW TO SOLVE THAT ??”… so thanks master suhu saya yang mohon maaf saya tidak bisa saya sebutkan namanya untuk menjaga privasi beliau… “for first impression to thinking off that”…
Selamat Pagii semua “BE A CHANGE AGENT FOR ALL” dan maaf jika ada beberapa kata yang agak sedikit melampaui...
Untuk penjelasan lebih lengkap tentang six sigma bisa di lihat postingan di web ini.
Silahkan di share dan bantu like nyamaka admin senang untuk berbagai.

0 comments

Post a Comment