25 March 2018

REAL LEADERS DON’T USE PPT

Pemimpin sejati gak pakai slides

Sore itu saya baru menyelesaikan sesi olahraga bersama Board of Directors yang lain di sebuah stadion di Rawamangun.
Pada saat menunggu driver saya, handphone pun berbunyi.
“Apakabar Pam”, kata seorang teman saya, seorang HR Director di sebuah BUMN ternama, sebut saja namanya Indra.

Beberapa minggu sebelumnya Indra minta tolong saya untuk presentasi tentang “Leadership in the disruptive era” untuk 100 leaders di perusahaannya.
Beberapa hari sebelum acara itu, Indra bertanya,”Slide nya Pam mana ya?”
Saya menjawab,”No slides! Real leaders dont need slides”

Saya meminjam istilah itu dari judul buku Christian Witt,”Real Leaders Dont Do PowerPoint”. Saya sangat setuju dengan kalimat itu, meskipun saya belum membaca buku itu.

But anyway, bukankah sebuah presentasi dari leader itu mestinya digunakan untuk
- CONNECT
- ENGAGE
- MOTIVATE
audience nya (seringkali followernya).
 Berarti, bukankah, akan jauh lebih baik apabila seorang leader itu juga fokus pada menatap audience nya, melakukan contact mata dan connection, dan bukannya melihat pada slide nya ?

Itulah mengapa pada saat saya melalukan sharing session di depan 100 talent di perusahaan di mana Indra menjadi Director HR, saya tidak menggunakan slide satu pun.
Saya menghabiskan waktu saya untuk sharing concept atau topic intinya, kemudian mendengarkan dan menjawab pertanyaan mereka, tanpa satu slide pun!

Indra menceritakan bahwa sesi itu sangat disukai oleh para peserta.
Dan kebetulan minggu depan Indra akan mempersentasikan Talent Strategy di perusahaan itu. Indra pun bertanya tentang bagaimana untuk mempersiapkan presentasinya (tanpa slide!).

Saya pun menyuruh driver saya berbalik arah ke kantor Indra. Di sana saya disambut oleh Indra yang masih bekerja malam-malam bersama timnya.
Dan mulailah saya sharing tentang bagaimana membuat sebuah presentasi yang engaging dan connecting, tanpa menggunakan slides.

Pertama-tama, basic sebuah presentasi tetap berlaku, saya menamakannya 3C: Content, Context, Connection
- Content: Kita harus sangat menguasai isi presentasi kita (WHAT we will present)
- Context: adalah suasana yang mengelilingi dan menjadi alasan mengapa presentasi itu adalah relevant (WHY we need to send the message)
- CONNECTION: adalah bagaimana kita akan membuat hubungan dua arah yang menarik dengan audience kita (HOW we will engage our audience).

Prinsip-prinsip di atas adalah prinsip yang berlaku buat sebuah presentasi pada umumnya, jadi pastinan bahwa anda memahami dan menjalankan prinsip tersebut.

Next... sekarang kita akan mengubah sebuah presentasi yang “biasa” (atau yang menggunakan slide), menjadi sebuah presentasi yang “engaging dan connecting” (tanpa  menggunakan slide!).
Kita ikuti lima langkah di bawah ini ...

a) CHOOSE YOUR CONTENT, based on the relevancy to audience

Pertama kali, pilih topik yang relevant dengan audience. Jangan memaksakan topik yang anda ingin sampaikan, tapi pilih berdasarkan apa yang audience anda ingin dengar.
Anda harus membuka presentasi anda dengan topik relevant ini. Setelah itu, anda bisa bridge ke topik topik lain.

b) BUILD YOUR STORY, CREATE your OWN MUSICAL

Banyak slide yang bagus, banyak content yang bagus. Itu seperti sebuah lagu yang sangat bagus. Tetapi pada saat anda berpresentasi, anda tidak hanya memainkan beberapa lagu dengan urutan acak. Anda hatus membuat cerita yang indah.
Mungkin ada yang melihat beberapa musical drama yang di filmkan seperti Sound of Music atau Laskar Pelangi (yang versi musical drama) .
Lihat bahwa di situ lagu-lagunya memang bagus. Tetapi sutradaranya memanng dengan pawai bisa menjahit antara satu lagu dengan lagu lain menjadi sebuah musical drama yang keren.
Pikirkan dan buat alur itu untuk sharing session anda.

c) OPEN with a BANG, CLOSE with a BIG BANG

Pernah melihat film James Bond? Adegan pertama pasti yang paling seru. Dan ini akan membuat penonton segera tertarik untuk menyimak.
Di tengah boleh boring dikit. Tapi di akhir harus ditutup dengan closing yang sangat keren, agar mereka bisa mengingatnya lama sete

0 comments

Post a Comment